Our Holidays Full of Challenges
Flashback ke Desember 2012 - Januari 2013. dimana kami ( aku dan mamah ) memutuskan untuk vacation ber2. perjalanan dimulai dari merayakan tahun baru dipulau dewata, Bali. Kami prgi H-1, stelah mendarat di Ngurah Rai yang bikin kami tercengang adalah antrian pesan taxi yang panjangnya mncapai 200 meter, WOW begini ternyata hiruk pikuk di bandara mnjelang tahun baru. nevermind laahh antri selama 1,5 jam. Dimana2 yang namanya tahun baru ya sama aja, sama2 melihat kembang api, suara mercon, banyaknya asap dan tentunya ngantuk. Cukup lah selama 4 hari kami mengelilingi Bali, tempat tujuan ga lain ga bukan adalah pantai, melihat indahnya sunset dan tentunya snorkling. Setelah dari Bali kami melanjutkan perjalanan darat selama 24jam menuju Surabaya, 3 hari disana bermalam dirumah bude yang punya anak cowo kece dan kost2an cowo sebanyak 20 kamar, betaaaahhhhhhhhhh :D
Dari Surabaya, kami melanjutkan perjalanan ke negeri gajah, Thailand. Serius kami hanya berdua ga ngerti ngalor ngidul, tanpa guide dan hanya bermodal buku panduan dan peta. Setelah sampai sana kami berkenalan dengan 2 engkong" yang berasal dari Surabaya, luar biasa kebaikan 2 bapak tersebut, dia banyak memberikan informasi, dari hotel murah sampai jalan-jalan gratis bersama mereka, Huallahu allam jika mereka ada maksud buruk ke kami, tapi ternyata selama 4 hari disana semuanya berjalan lancar. Kami pergi ke Pattaya, menelusuri Chao Praya river, ke Wat Tarun dan tentunya ke mall.
Kendala di Bangkok adalah makanan, selain sering ketemu PIGGLET, rasa makanan disana terasa asam & kecut, kami selalu kehilangan selera makan, ya disitulah perbedaannya, beda budaya, agama, sampai selera makanan. So, selama disana hampir tiap hari kami mengunjungi junk food, KFC, Mc donald & Burger King. Alhamdulillah biarpun jarang ketemu nasi, asupan gizi masih stabil aja.
Kendala kedua adalah bahasa. Ya, nama jalan pun ga ada tulisan yang dapat kami baca, semuanya sejenis "Honocoroko".
Kejadian lucu selama di Bangkok adalah seringnya kami tersesat, dari yang ga understand bahasa si supir taxi & tuk tuk, sampai diturunin dijalan sama si supir karena dia ga tau tujuan jelas kami. Niihhh saran buat para traveller, address card hotel yang ditempatin wajib dibawa kemana', jika kita bertemu dengan supir yang ga bisa speak english, kita tinggal kasih address card hotel kita aja. Jangan sampai diturunin dijalan kaya kamiii yaaaa..
Selain ituuu, kami juga ketemu supir taxi yang bandel, setelah 500 meter jalan, dia baru pasang tarif dua kali lipat dari biasanya, alasannya adalah macet menuju tujuan. Hhmmmmm. Berhati-hatilaahhhh...
Kendala-kendala itulah yang membuat kami merasa tertantang, ini baru yang namanya vacation. Cukup 4 hari di Bangkok, perjalanan kami lanjutkan ke Butterworth, Penang, Malaysia, naik pesawat sih cepat sampai, jadi kami putuskan perjalanan darat dengan kereta api. Yaa, 24 jam kami tempuh sampai Butterworth, jika malam tempat duduk kami disulap menjadi tempat tidur, pagi hari petugas datang dan mengembalikan ke posisi semula, duduk manis lagi sampai tujuan. Setelah sampai di stasiun Butterworth, kami terkejut karena harus melanjutkan perjalanan dengan kapal feri untuk sampai di Penang, hanya 15 menit kami tempuh dan hanya membayar Rp 5.000,00/person.
Lagi2 diperjalanan kami berkenalan dengan orang Malaysia, Mr. Ong, dia yang memberi informasi dan jalan' gratis selama di Penang, Subhanallah perjalanan kami di permudah Allah SWT.
Hanya 1 hari kami merasakan indahnya pulau Penang, hanya jalan' ke mall, dan nongkrong di White Coffee dengan teman'' baru.
Keesokan harinya kami berangkat ke Kuala Lumpur, menempuh perjalanan darat dengan bus selama 5 jam. Tidak kenal lelah selama perjalanan, tata kota dan jalan tol yang memperlancar semuanya, dan tentunya kenyamanan bus yang kami tumpangi.
Setelah sampai di Kuala Lumpur kami bingung memilih Hotel, sudah ada 3 nama hotel ditangan Mamah, semuanya bertempat strategis, karena kami sudah lelah, hotel terdekat dari terminal laah yang menjadi incaran kami. Tapi rada nyesek setelah check in di hotel tersebut, biayanya yang mahal dengan fasilitas yang minim, ruangannya pun sungguh memilukan hati. Keesokannya kami pindah hotel ga jauh dari hotel sebelumnya, Exspress Hotel dengan biaya Rp 450.000,00. Kamar standar dengan fasilitas yang special. Malam harinya kami bertemu dengan Mr. Iskandar, orang Johor yang sedang bertugas di KL, baik bangett mau menemani kami jalan" di Bukit Bintang. Lagi" Allah memberi petunjuk dengan mempertemukan kami dgn orang baik. Alhamdulillah.
Jalan" sepanjang waktu, ga kenal lelah, sampai telapak kaki berasa tipis. Dari yang pakai sepatu, pulangnya mampir swalayan untuk beli sendal jepit. Dan surga banget ketika mengunjungi Mall ada restoran Nusantara yang menjual Pecel Lele, Bakso dan masakan Padang, yang tidak kami temukan selama di Bangkok. Komunikasi pun tidak ada kendala karena mereka menggunakan bahasa Melayu yang bisa kami pahami.
3 hari merasakan Kuala Lumpur, kami melanjutkan ke negara selanjutnya. Singapore. Perjalanan darat menggunakan bus selama 7 jam. Semua perjalanan darat memang melelahkan, tapi kami sangat menikmati perjalanan panjang tersebut. Kejadian lucu pada saat di perbatasan Malay - Spore, dimana kami harus turun dari bus untuk immigration. Setelah pasport di cek, kami yang hanya berdua ini sok tahu dan pisah dari rombongan orang-orang bus, karena disitu semua bus sama dan kami ga menghafal nomer plat bus, kalang kabutlah kami lari sana sini, panik gak karuan "Where my bus, where my bus" dalam hati sudah mengira ditinggal bus, eh ternyata supir bus tersebut datangin kami dan dia bilang "Ibu yang di bus saya, silahkan kembali ke bus". Aaaaaaaaaaa lega, ternyata dia bertanggung jawab dengan menghafal semua penumpang-penumpangnya. ( NB : jangan sok tahu di negeri orang, jangan pisah dari rombongan) ;D
Setelah sampai di singapore kami bingung mencari hotel, kembali buka buka buku panduan, hotel demi hotel kami masukin untuk menanyakan harga, berasa di rampok berada disana. Mungkin ada 6 hotel yang kami masukin dan semuanya MUAHAAALLLL. Hotel kecil ajaa mencapai 1 juta/malam. Jalan kaki kami tempuh untuk menuju hotel murah, nyeret" koper seberat 15kg, dan tas yang menggandol di kanan kiri lengan. Jika sudah merasa lelah kami berhenti dulu untuk minum. Sampai akhirnya mamah bertemu dengan bapak" tua untuk nanya hotel, luar biasa respon bapak tersebut "Kita sesama muslim harus saling membantu, tidak baik kamu mencari hotel di daerah sini, daerah pemabuk, pergilah kesana...(sambil memberikan kertas yang sudah dia gambar rute jalananya)" Ya ampuunnnn sampai dia gambar letak persis hotel yang dia maksud, Subhanallah..
Ya, total jalan kami yang kami tempuh adalah 1,5km dengan membawa beban 20kg (koper & tas) perfecto. :')
Sampailah kami di hotel Arriana, tetep aja siihh mahal, Rp 900.000 no breakfast, no window dan kamarnya pun kaya dikapal, sumpek, mungil, kotor. 900 ribu berasa di hotel 200 ribu, ohh singapore. Karna sudah lelah kami deal'kan di hotel tersebut, keesokan harinya kami pindah hotel khusus backpackers, The Hive. Yang hanya Rp 250.000 / person, jadi kami membayar Rp 500.000, tapi resikonya adalaaaaaahhhhhhhhhh kamar mandi di luar :') yeaahhh ga masalah laah, yang penting kami bisa seirit mungkin untuk penginapan. Banyak kenalan bule2 dari mancanegara, every morning sarapan bersama dengan membuat kopi sendiri, manggang roti sendiri. Di hotel tersebut kekerabatannya sangat erat, mngkin karena merasa sesama backpackers :)
3 malam di singapore kami merasa puas, dan selama disana tetep aja kami makan di KFC / McD, cari makanan yang pasti2 aja.. hahahaa.. Setelah Singapore kami back to Indonesia, tapi mampir dulu ke Batam dengan perjalanan darat menggunakan kapal selama 1 jam, deket bangeetttt kan, sayang banget kalau ga mampir ke Batam. Ga ada yang istimewa sih disana, hanya elektronik saja yang jauh sedikit lebih murah, ya setidaknya kami tau dan pernah berkunjung ke kota Batam. Cukup 3 hari disana, kami putuskan untuk back to Kalimantan, pulaaangggggg, yeaayyy. Kurang lebih total perjalanan kami adalah 1 bulan. Ada yang marah gituu deh dijanjiin pergi 2 minggu, ternyata kebablasan 2 minggu lagi :p
Yaa, itulah perjalanan kami yang sangat menantang, menguras tenaga, dan tentunya menambah pengalaman. Ga bakal terlupa sampai kapan pun, liburan langsung ke 3 negara dengan modal nekat, berbekal buku panduan dan peta. Jadiiiiiii, ini juga saran untuk para traveller, jangan sok tahu dan perbanyaklah bertanya kalau ga mau sesat :p
Dari Surabaya, kami melanjutkan perjalanan ke negeri gajah, Thailand. Serius kami hanya berdua ga ngerti ngalor ngidul, tanpa guide dan hanya bermodal buku panduan dan peta. Setelah sampai sana kami berkenalan dengan 2 engkong" yang berasal dari Surabaya, luar biasa kebaikan 2 bapak tersebut, dia banyak memberikan informasi, dari hotel murah sampai jalan-jalan gratis bersama mereka, Huallahu allam jika mereka ada maksud buruk ke kami, tapi ternyata selama 4 hari disana semuanya berjalan lancar. Kami pergi ke Pattaya, menelusuri Chao Praya river, ke Wat Tarun dan tentunya ke mall.
Kendala di Bangkok adalah makanan, selain sering ketemu PIGGLET, rasa makanan disana terasa asam & kecut, kami selalu kehilangan selera makan, ya disitulah perbedaannya, beda budaya, agama, sampai selera makanan. So, selama disana hampir tiap hari kami mengunjungi junk food, KFC, Mc donald & Burger King. Alhamdulillah biarpun jarang ketemu nasi, asupan gizi masih stabil aja.
Kendala kedua adalah bahasa. Ya, nama jalan pun ga ada tulisan yang dapat kami baca, semuanya sejenis "Honocoroko".
Kejadian lucu selama di Bangkok adalah seringnya kami tersesat, dari yang ga understand bahasa si supir taxi & tuk tuk, sampai diturunin dijalan sama si supir karena dia ga tau tujuan jelas kami. Niihhh saran buat para traveller, address card hotel yang ditempatin wajib dibawa kemana', jika kita bertemu dengan supir yang ga bisa speak english, kita tinggal kasih address card hotel kita aja. Jangan sampai diturunin dijalan kaya kamiii yaaaa..
Selain ituuu, kami juga ketemu supir taxi yang bandel, setelah 500 meter jalan, dia baru pasang tarif dua kali lipat dari biasanya, alasannya adalah macet menuju tujuan. Hhmmmmm. Berhati-hatilaahhhh...
Kendala-kendala itulah yang membuat kami merasa tertantang, ini baru yang namanya vacation. Cukup 4 hari di Bangkok, perjalanan kami lanjutkan ke Butterworth, Penang, Malaysia, naik pesawat sih cepat sampai, jadi kami putuskan perjalanan darat dengan kereta api. Yaa, 24 jam kami tempuh sampai Butterworth, jika malam tempat duduk kami disulap menjadi tempat tidur, pagi hari petugas datang dan mengembalikan ke posisi semula, duduk manis lagi sampai tujuan. Setelah sampai di stasiun Butterworth, kami terkejut karena harus melanjutkan perjalanan dengan kapal feri untuk sampai di Penang, hanya 15 menit kami tempuh dan hanya membayar Rp 5.000,00/person.
Lagi2 diperjalanan kami berkenalan dengan orang Malaysia, Mr. Ong, dia yang memberi informasi dan jalan' gratis selama di Penang, Subhanallah perjalanan kami di permudah Allah SWT.
Hanya 1 hari kami merasakan indahnya pulau Penang, hanya jalan' ke mall, dan nongkrong di White Coffee dengan teman'' baru.
Keesokan harinya kami berangkat ke Kuala Lumpur, menempuh perjalanan darat dengan bus selama 5 jam. Tidak kenal lelah selama perjalanan, tata kota dan jalan tol yang memperlancar semuanya, dan tentunya kenyamanan bus yang kami tumpangi.
Setelah sampai di Kuala Lumpur kami bingung memilih Hotel, sudah ada 3 nama hotel ditangan Mamah, semuanya bertempat strategis, karena kami sudah lelah, hotel terdekat dari terminal laah yang menjadi incaran kami. Tapi rada nyesek setelah check in di hotel tersebut, biayanya yang mahal dengan fasilitas yang minim, ruangannya pun sungguh memilukan hati. Keesokannya kami pindah hotel ga jauh dari hotel sebelumnya, Exspress Hotel dengan biaya Rp 450.000,00. Kamar standar dengan fasilitas yang special. Malam harinya kami bertemu dengan Mr. Iskandar, orang Johor yang sedang bertugas di KL, baik bangett mau menemani kami jalan" di Bukit Bintang. Lagi" Allah memberi petunjuk dengan mempertemukan kami dgn orang baik. Alhamdulillah.
Jalan" sepanjang waktu, ga kenal lelah, sampai telapak kaki berasa tipis. Dari yang pakai sepatu, pulangnya mampir swalayan untuk beli sendal jepit. Dan surga banget ketika mengunjungi Mall ada restoran Nusantara yang menjual Pecel Lele, Bakso dan masakan Padang, yang tidak kami temukan selama di Bangkok. Komunikasi pun tidak ada kendala karena mereka menggunakan bahasa Melayu yang bisa kami pahami.
3 hari merasakan Kuala Lumpur, kami melanjutkan ke negara selanjutnya. Singapore. Perjalanan darat menggunakan bus selama 7 jam. Semua perjalanan darat memang melelahkan, tapi kami sangat menikmati perjalanan panjang tersebut. Kejadian lucu pada saat di perbatasan Malay - Spore, dimana kami harus turun dari bus untuk immigration. Setelah pasport di cek, kami yang hanya berdua ini sok tahu dan pisah dari rombongan orang-orang bus, karena disitu semua bus sama dan kami ga menghafal nomer plat bus, kalang kabutlah kami lari sana sini, panik gak karuan "Where my bus, where my bus" dalam hati sudah mengira ditinggal bus, eh ternyata supir bus tersebut datangin kami dan dia bilang "Ibu yang di bus saya, silahkan kembali ke bus". Aaaaaaaaaaa lega, ternyata dia bertanggung jawab dengan menghafal semua penumpang-penumpangnya. ( NB : jangan sok tahu di negeri orang, jangan pisah dari rombongan) ;D
Setelah sampai di singapore kami bingung mencari hotel, kembali buka buka buku panduan, hotel demi hotel kami masukin untuk menanyakan harga, berasa di rampok berada disana. Mungkin ada 6 hotel yang kami masukin dan semuanya MUAHAAALLLL. Hotel kecil ajaa mencapai 1 juta/malam. Jalan kaki kami tempuh untuk menuju hotel murah, nyeret" koper seberat 15kg, dan tas yang menggandol di kanan kiri lengan. Jika sudah merasa lelah kami berhenti dulu untuk minum. Sampai akhirnya mamah bertemu dengan bapak" tua untuk nanya hotel, luar biasa respon bapak tersebut "Kita sesama muslim harus saling membantu, tidak baik kamu mencari hotel di daerah sini, daerah pemabuk, pergilah kesana...(sambil memberikan kertas yang sudah dia gambar rute jalananya)" Ya ampuunnnn sampai dia gambar letak persis hotel yang dia maksud, Subhanallah..
Ya, total jalan kami yang kami tempuh adalah 1,5km dengan membawa beban 20kg (koper & tas) perfecto. :')
Sampailah kami di hotel Arriana, tetep aja siihh mahal, Rp 900.000 no breakfast, no window dan kamarnya pun kaya dikapal, sumpek, mungil, kotor. 900 ribu berasa di hotel 200 ribu, ohh singapore. Karna sudah lelah kami deal'kan di hotel tersebut, keesokan harinya kami pindah hotel khusus backpackers, The Hive. Yang hanya Rp 250.000 / person, jadi kami membayar Rp 500.000, tapi resikonya adalaaaaaahhhhhhhhhh kamar mandi di luar :') yeaahhh ga masalah laah, yang penting kami bisa seirit mungkin untuk penginapan. Banyak kenalan bule2 dari mancanegara, every morning sarapan bersama dengan membuat kopi sendiri, manggang roti sendiri. Di hotel tersebut kekerabatannya sangat erat, mngkin karena merasa sesama backpackers :)
3 malam di singapore kami merasa puas, dan selama disana tetep aja kami makan di KFC / McD, cari makanan yang pasti2 aja.. hahahaa.. Setelah Singapore kami back to Indonesia, tapi mampir dulu ke Batam dengan perjalanan darat menggunakan kapal selama 1 jam, deket bangeetttt kan, sayang banget kalau ga mampir ke Batam. Ga ada yang istimewa sih disana, hanya elektronik saja yang jauh sedikit lebih murah, ya setidaknya kami tau dan pernah berkunjung ke kota Batam. Cukup 3 hari disana, kami putuskan untuk back to Kalimantan, pulaaangggggg, yeaayyy. Kurang lebih total perjalanan kami adalah 1 bulan. Ada yang marah gituu deh dijanjiin pergi 2 minggu, ternyata kebablasan 2 minggu lagi :p
Yaa, itulah perjalanan kami yang sangat menantang, menguras tenaga, dan tentunya menambah pengalaman. Ga bakal terlupa sampai kapan pun, liburan langsung ke 3 negara dengan modal nekat, berbekal buku panduan dan peta. Jadiiiiiii, ini juga saran untuk para traveller, jangan sok tahu dan perbanyaklah bertanya kalau ga mau sesat :p
Komentar
Posting Komentar