Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Kandunganku Pecah Ketuban Dini. Selamat Jalan Malaikat Kecil ku

Gambar
Saya seorang istri yang memiliki suami yang pada saat itu di vonis akan sulit memiliki keturunan. (Blog sebelumnya bisa di cek disini http://mimamea.blogspot.com/2018/05/berhasil-hamil-setelah-suami-di-vonis.html?m=1 ) Tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan, kami hanya berserah diri dan tetap berusaha sampai akhirnya Allah memberikan apa yang telah kami nanti selama 2 tahun pernikahan. Ya, garis 2 pada tespack . MasyaAllah, sungguh kami tak menyangka, hingga tidak dapat kami gambarkan betapa bahagianya kami pada saat itu. Sungguh... Allah Maha Baik. Sangat bahagia akhirnya saya merasakan apa yang dirasakan oleh ibu hamil pada umumnya, luar biasa gejolak cinta di trimester pertama, tidak ada tanda-tanda kelainan yang terjadi selama itu hingga kehamilan 4,5 bulan. Dokter memberikan selamat karena saya sudah melewati masa trimester pertama, "selamat memasuki trimester kedua ya, bu" . Bahagia sekali saat dokter mengatakan itu. Tepat dikehamilan 4,5 menjelang 5 bu

Berhasil Hamil Setelah Suami di Vonis Teratozoospermia 99%

Gambar
Hallo, Assalamualaikum, salam sejahtera buat semua.. Kali ini saya mau cerita tentang kehamilan pertama saya. Dimulai dari virus TORCH yg mengharuskan kami menunda hingga 6 bulan stelah pernikahan. Sampai hasil test sperma suami yang abnormal 99%. (Terlalu rumit utk menggambarkan perasaan kami pada saat itu).  Saya menikah dengan suami pada Maret 2016, dan selama 2 tahun belum pernah terjadi kehamilan sekali pun. Jadi tepatnya bulan Juli 2017 untuk pertama kalinya kami tau bahwa kemungkinan bisa hamil normal hanya 1%. Hampir seminggu tiap mau tidur pasti drama dulu, mewek smbil di usep-usep suami (pdahal i know, the more I cry, the more I hurt him). Alhamdulillah nya punya suami yg sabar nauzubillah menghadapi istri nya ini. Life must go on yess, mulai bangkit dgn berpikir positif (dan ini gak gampang bagi aku), perlahan, step by step aku mulai melek lagi, msh banyak yg lebih parah dari kami, dan mereka mampu, aku pun harus begitu, pikirku. Kami mulai program ke dokte