MY TRAVEL HISTORY




My Travel History ..
Siapa yang tidak tertarik dengan luar kota ? Apalagi luar negeri ? Saya rasa tidak ada. Ya, begitu juga dengan saya dan ibu saya, kami banyak menghabiskan waktu berdua untuk traveling. Saya dan ibu saya sangat suka jalan-jalan, mengunjungi tempat baru & berwisata.
Ibu saya lain halnya dengan para ibu rumah tangga lainnya, dimana ibu rumah tangga pada umumnya menghabiskan waktu untuk pergi ke pasar, memasak dan banyak menghabiskan waktu dirumah untuk mengurus segala macam kebutuhan rumah. But, I think my mother is a unique mother, dimana banyak waktunya dihabiskan untuk googling tiket promo alias tiket murah, baca artikel / buka-buka blog yang berhubungan dengan liburan dengan low budget. Dan disini saya akan banyak bercerita mengenai liburan kami berdua..

Periode Desember 2012 – Januari 2013
( Perjalanan 26 hari ke 3 Negara )
Liburan dimulai dari merayakan tahun baru, yup kami berdua merayakan tahun baru di Bali. Saya tidak sabar pada saat itu, karena itu merupakan perayaan tahun baru pertama saya di luar kota. Saya sangat yakin sekali perayaan tahun baru di Bali jauh lebih meriah daripada di kota saya, yaitu Samarinda, Kalimantan Timur.
After new year eve kebahagiaan kami tidak sampai disitu, melainkan berlanjut dengan perjalanan darat menuju kota Surabaya untuk melanjutkan perjalanan udara dari Surabaya menuju Bangkok, Thailand..
Yess, saya dan ibu saya sudah mempersiapkan rencana kami traveling ke luar negeri UNTUK PERTAMA KALINYA dan tanpa agen travel alias HANYA PERGI BERDUA, bias dibilang hanya bermodal nekat.

And the first destination abroad is Thailand – Malaysia – Singapore. Kami berdua hanya berbekal niat, buku panduan (2 Juta Keliling Thailand, Malaysia & Singapura, by Claudia Kaunang) dan peta sesampai di Bandar Udara International Don Mueang, Bangkok
Kami menghabiskan waktu 4 hari 3 malam di Grande Ville Hotel, berjalan-jalan ke tempat wisata, berlayar meraungi Sungai Chao Praya dan wisata malam di Khaosan Road salah satunya.  Transportasi yang sering kami gunakan jelas yang murah meriah, kami senang naik MRT / LRT.

Mengenai makanan, tentunya kami sangat sulit menemukan makanan halal, karena pemandangan di sekitar kuliner adalah Muu alias babi, dan salah satu cara mengatasinya adalah pergi ke junkfood seperti  KFC, McD, atau Burger King. Its ok ^^
Jika mengenai makanan sangat sulit mencari yang halal, sama halnya dengan mencari orang yang fasih berbahasa inggris, kami sering tersesat jika naik taxi atau tuk-tuk karena para supir tidak bisa berbahasa inggis, alhasil kami sering menggunakan bahasa tubuh dengan menunjuk nunjuk jalan. Lucu sekali jika kami flashback perjalanan ke Bangkok.









 Setelah dari Bangkok, kami melanjutkan perjalanan menuju Malaysia, transportasi yang kami pilih adalah naik kereta api. Yaa, serunya perjalanan Bangkok – Butterworth, ini merupakan pertama kalinya saya dan ibu saya naik kereta api lintas Negara. Kereta yang kami pilih bertipe Sleeper Berth Train, saya dan ibu saya memilih posisi duduk lower berth dan upper berth, saya yang bagian upper, tapi tetap saja saya tidur berdua ibu saya di lower berth, karena upper gak ada jendelanya. Hahaa

Setelah 24 jam perjalanan kereta akhirnya kami tiba di Butterworth. Perjalanan ke Kuala Lumpur kami pending sehari karena ingin menikmati 1 malam di kota Penang. Karena kami buta mengenai Penang jadi kami hanya pergi ke Mall dan membeli tiket Bus menuju Kuala Lumpur untuk keesokan harinya.

Bye-Bye Penang and Hello Kuala Lumpur, waaahhh saya dan ibu saya happy sekali melihat Petronas Twin Tower yang merupakan icon Negara Malaysia. Setelah tiba di KL kami langsung menuju Ancasa Express Hotel, kami memilih hotel tersebut karena posisi hotelnya berada di Pudu Sentral. Akses transportnya sangat nyaman sekali menuju LRT Station ataupun transport untuk Bus karena berada dalam 1 gedung.

Wisata di KL kami mulai dengan naik KL Hop On Hop Off, duduk manis sambil menjelajahi tempat wisata dan atraksi di kota tersebut. China town, Little India, dan berbagai daerah lainnya masuk dalam rute keliling bus ini. Pada malam hari kami menjelajahi Bukit Bintang, cukup jalan kaki dari hotel, hemat transport kan..^^

Untuk kecakapan berkomunikasi jelas sangat beda jauh dengan di Bangkok, di KL mayoritas para penduduknya berbahasa melayu, otomatis kami sangat jarang menggunakan bahasa inggris pada saat tersesat. Aahh senangnya, (iya senang karena sebenarnya bahasa ingris kami masih pas-pasan). Hihii harus banyak belajar lagii niihh..

Perjalanan keesok harinya kami lanjutkan menuju Genting Highlands atau Tanah Tinggi Genting. Perjalanan hanya di tempuh sekitar 1 jam dari Kuala Lumpur. Jalanan berliku-liku naik & turun
mengingatkan saya pada perjalanan Balikpapan – Samarinda, tempat dimana saya tinggal.

Saya salut dengan penerapan dilarang makan selama dalam perjalanan di Bus, tapi kami agak ngeyel alias bandel pengen ngunyah something, alhasil baru buka bungkus permen kami sudah di tegur oleh supirnya, ya jelas ditegur karena kami duduk di kursi pertama. Hahaa. Memang harus taat pada aturan yaa..
Sesampai di atas saya sangat ingin naik kereta gantungnya, tapi sayang sekali pada saat saya kesana Genting Skyway sedang off. Sedih siih , but its ok, masih ada hari esok untuk menaikinya. Cuaca dingin Genting bikin merinding, penuh embun setara dengan awan.  Ibu saya agak katrok alias ndeso karena gak kuat dingin. Yaahh gimana mau liat salju di Swiss nanti, mah^^

Udah merasa beku di Genting, back to Kuala Lumpur. Melanjutkan jalan-jalan yang terkadang belum tau mau kemana, yang penting kami naik MRT/LRT & ngikut saja sampai stasiun terakhir, nanti balik lagi, gitu aja terus sampe nemu tujuan perjalanan lagi.







Merasa sudah cukup jalan-jalan di Kuala Lumpur, kami melanjutkan perjalanan menuju Singapura by Bus. Asiik yaa Bus nya, terkadang mulut saya sering usil karena suka membandingkan luar negeri yang sangat maju, dengan keadaan transport di negeri sendiri, but I convinced that one day Indonesia will become a developed country such as neighboring. Semoga secepatnya yaa..

Horei sampailah kami di Singapura, dimana Negara ini merupakan Negara terakhir dalam perjalanan kali ini. Semangat masih menggebu-gebu. Dan bersyukur selama perjalanan kami tidak pernah bermasalah pada imigrasi, baik pada saat masuk ataupun keluar.

By the way kami belum mempersiapkan dimana kami akan stay selama di Singapur, masih bingung dengan banyaknya pilihan, maunya yang murah tapi tempatnya bagus & di pusat kota (buka-buka buku lagi). Ok lanjut perjalanan dengan geret koper 20kg jalan kaki hampi 2km, luaar biasaa, sabar yaaa kaki…

Hotel ke hotel kami jelajahin untuk nanya room rate, kalau gak cocok dengan budget kami keluar, begitupun seterusnya sampai lelah. Akhinya karena sudah menyerah kami stay 1 malam di salah satu hotel di Sayeed Alwi Street. Hhmmm memang Singapur terkenal mehongnya yaa, alias mahal. Ok no problem buka kamar seharga hampir 1 juta rupiah dengan hanya fasilitas kasur empuk, AC & kamar mandi di dalam, no breakfast, no window, ruangan kotak ukuran 3x3. Hiks but harus tetap smile J

Cukup semalam kami di hotel tersebut, sampai akhirnya kami menemukan hostel backpacker The Hive yang berlokasi di Serangoon Road. Happy sekali berada di sini, dengan bergabung bersama para turis berbagai Negara. Hostel backpacker dengan sistem self service & kamar dormitory, pas sekali dengan budget para backpacker. Pokoknya the coziest place lah menurut saya dan ibu saya..

Sama halnya seperti di Kuala Lumpur, hari pertama di Singapur kami naik bis pariwisata untuk mengelilingi kota Singapur yang kecil tapi hebat ini.. Asiknya naik Hop-on Hop-off Buss, biar cuaca terik tapi saya malah memilih naik di atas biar gabung sama para bule dari mancanegara..

Setelah puas berkeliling naik Hop On Hop Off, kami turun di patung Merlion. Waaaahhh tambah ndeso kami berdua liat patung singa yang real. Di tambah lagi dengan background Marina Bay Hotel. Kapan yaa bisa nginep di hotel tersebut?

Sama halnya seperti di Bangkok dan Kuala Lumpur, kami banyak bertanya agar tidak tersesat, tapi terkadang sudah bertanya tapi tetap tersesat. Yaa, gak apa-apa laah yang penting sampai juga pada tempat yang di tuju. Dan sampailah kami di Universal Studio, horeeeii.. Dan tetap yaa transportasi yang paling murah adalah jalan kaki^^

Setelah puas berwisata ke Merlion Park, Universal studio, kami juga jalan-jalan ke Sentosa Island, Orchad Road, Bugis Street, Chinatown, Arab Street dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya ATM tidak bisa mengeluarkan uang lagi, aliaasss uang kami habiiiissss. Back to Indonesia soon..

Tapi kami tidak pulang langsung dari Changi Airport, melainkan ingin naik kapal ferry menuju Batam. Yeaahh Batam, belum pernah saya menginjakan kaki di kota tersebut. Dan kami pun menuju Harbourfront Centre Mall untuk membeli tiket ferry untuk keberangkatan esok harinya.

Waktu tempuh Singapur – Batam hanya 1 jam, dekat sekali yaa. Asiknyaa warga Batam jika ingin keluar negeri tinggal naik tranportasi ini. Ok say good bye Singapur, sesampai di pelabuhan Batam kami di jemput oleh teman ibu saya & wisata Batam pun kami mulai hari itu juga.

Saya dan ibu saya telah kembali ke Indonesia, stay 2 hari di Batam, kami pun kembali ke habitat kami yaitu Samarinda. Tiket pesawat Batam – Balikpapan pun sudah di tangan, kami pun sudah siap pulang. Ok pulang yaaa, jangan mampir-mampir lagi.^^

So, ini merupakan vacation kami yang paling lamaaaaa, long vacation berdua ibu saya. Totalnya adalah 26 hari perjalanan. Di mulai dari Bali – Surabaya – Bangkok –  Pattaya - Butterworth – Penang – Kuala Lumpur – Singapura – Batam – Balikpapan, dan akhirnya sampailah kami di Samarinda. Horeeeiii sampai dirumah dengan badan pegal luar biasa, kulit hangus & hati gembira telah melalui hari-hari penuh kejutan di Negara tetangga.

Kembali ke aktivitas, yang pada saat itu saya masih mahasiswa semester akhir yang skripsinya selalu ke’pending karena traveling. Ibu saya kembali pada hobinya, yaitu googling tiket murah & banyak membaca dari para blogger luar biasa yang berbagi cerita mengenai traveling low budget.

Sedikit cuplikan saya dan ibu saya berwisata menggunakan Tuk-Tuk :

Sekian travel history selama 26 hari. Traveling yang paling berkesan karena baru punya passport langsung melancong ke 3 negara tanpa agen travel. Banyak belajar dari perjalanan panjang tersebut.












Selanjutnya saya akan memberikan daftar perjalanan kami lainnya..

Periode Mei 2013
Singkat cerita’ kami kembali pergi ke Malaysia & Singapura. Kali ini bersama keluarga terdiri dari ibu, kakak beserta istri dan 2 anaknya, ibu saya lah guide tour perjalanan kali ini. Tujuan wisata dan penginapannya masih sama seperti pertama kali berkunjung kesana. Ada beberapa wisata tambahan yang belum pernah kami kunjungi, yaitu Batu Caves.

Periode Juni 2013
Beras Basah Island, tepatnya berada di kota Bontang, Kalimantan Timur.  Perjalanan darat di tempuh 2 jam dari samarinda, sampai di Bontang kami melanjutkan perjalanan laut selama 45 menit. Pulau kecil yang merupakan salah satu wisata Bontang ini selalu ramai pada saat weekend, jadi jika ingin menikmati pantainya dan jauh dari keramaian harus datang pada saat weekday ya..

Periode November 2013
Back to Malaysia – Singapore. Kali ini saya dan ibu saya membawa rombongan kecil-kecilan sebanyak 10 orang. Who’s the guide? Jelas ibu saya, wiihh gayaaa yaa. 10 orang tersebut merupakan kerabat terdekat yang terkena hasutan kecil kami, yakni “liburan keluar negeri itu tidak mahal”. Alhasil terkumpul laahh sebanyak 10 orang.
Bahagia sekali yang kami rasakan karena melihat para kerabat bahagia, menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di luar negeri, ya, meskipun baru negara tetangga yang penting passport ada stempel nya lah yaa, hihii.
Liburan membawa rombongan kali ini tentu saja karena adanya tiket promo yang telah di pesan bebulan-bulan sebelum keberangkatan, stay di hostel backpacker & makan sesuai budget di tempat yang telah kami tentukan.

Periode Januari 2014
Liburan kali ini saya tidak bersama ibu saya, melainkan para sahabat. Kami berjumlah 14 orang siap melalukan traveling panjang ke sebuah pedalaman di Kalimantan, tepatnya yaitu di Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau ada apa disana?
Awalnya kami hanya tau dari sosia media yaitu instagram yang para adminnya memposting tempat wisata di Kecamatan Biduk-Biduk tersebut, yakni Danau Labuan Cermin, saya rasa Labuan Cermin sudah naik daun sampai kancah internasional yaa. Karena danau ini merupakan danau 2 rasa atau mempunyai 2 kandungan air di dalamnya, jika kalian menyelam ke dasar danau akan merasakan sensasi air asin, sedangkan air tawar pada permukaan danau. Dan kedua air ini tidak akan pernah tercampur satu sama lain. Wow amazing yaa..
Perjalanan kami tempuh melalui jalur darat, rutenya adalah dari kota Samarinda – Sangatta – Biduk-Biduk. Akses jalanan yang pada saat itu masih jauh dari kata sempurna cukup menghambat perjalanan kami, jalanan bebatuan & tanah basah yang beberapa kali mengharuskan kami untuk turun dari mobil & mendorong mobil merupakan hal ter’ekstrim yang pernah saya dan teman-teman lakukan. Total perjalanan kali ini adalah 13 jam dari kota Samarinda.
Meski harus menempuh perjalanan panjang dengan kondisi jalanan yang buruk tidak mematahkan semangat kami untuk berada disana, alhasil semua rasa lelah terbayar dengan keindahan seluruh alam yang berada di Kecamatan Biduk-Biduk tersebut.

Cuplikan perjalanan Samarinada – Biduk-Biduk :


Periode Februari – Maret 2014
Yogyakarta menjadi pilihan vacation kami selanjutnya. Tapi sebenarnya Jogjakarta merupakan kampung halaman Ayah saya, so jalan-jalan kali ini merupakan pulang kampung yang di rangkap dengan berbagai list tempat wisata yang akan kami tuju.
Wisata Ketep Pass, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Goa Pindul, Tamansari, dan menelusuri pusat perbelanjaan Malioboro yang menjadi kunjungan wajib jika kami berkunjung ke kota tercinta ini. Jogjakarta always ngangenin ya, masih banyak tempat wisata yang belum saya eksplor. See you again, Jogja!


Periode Mei 2014
Lanjut liburan bersama my lovely ibu. Kali ini vacation yang terpilih adalah kota Surabaya dan Bandung. Why Surabaya? Alasan pertama mengunjungi Surabaya adalah karena kami ingin naik kereta api menuju Bandung, hihiii.
Can’t wait menuju Bandung by train, kami membeli tiket di Stasiun Gubeng Surabaya beberapa hari sebelum keberangkatan. Mungkin saya kebanyakan nonton film kali ya, vacation kali ini saya hanya ingin melakukan bangun tidur sambil melihat alam dari balik jendela di kereta. Melihat pemandangan bentangan sawah nan luas menghijau di mana pun mata memandang telah terlaksana, puas sekali rasanya, terimakasih semesta!
Setalah sampai di stasiun Bandung saya merasa masih butuh tidur, masih merasa ‘goyang’ after 8 jam perjalanan kereta. Kami telah merencanakan untuk stay di Hostel Chez’Bon yang berlokasi di Jl. Braga, dimana hostel bersistem dormitory yang khusus untuk para backpacker. Assiiikkk gabung lagi bersama para bule^^
Jalan-jalan di kota Bandung pun di mulai, setelah sarapan saya dan ibu saya cukup berjalan kaki menuju Gedung Merdeka & menelusuri jalan Braga yang sangat famous ini. Menikmati lukisan yang di jual di sepanjang jalan& bangunan-bangunan yang beraksitektur lama merupakan ciri khas of Braga Street. Lelah berjalan kaki, saya dan ibu saya mampir ke sebuah kedai kopi, menikmati secangkir jahe hangat sambil nyemil singkong goreng. Ah nikmat sekali rasanya, tapi lebih nikmat lagi karena saya berkenalan dengan seorang pria yang sedang dinas pada kedai kopi tersebut. And pada akhirnya pria tersebut menjadi suami saya sekarang, hehe. Ini lah hasil dari traveling saya kali ini, bisa di kasih judul “Mendapat suami dari hobi travellingJ
Cuplikan perjalanan ke Bandung :


Periode Juni 2014
Kali ini saya melakukan ibadah Umroh, ya’ saya cantumkan di travel history ini karena perjalana umroh merupakan perjalanan ibadah sambil jalan-jalan. Hehe. Alhamdulillah saya bisa naik pesawat selama ini, yaitu 10 jam perjalanan dari Jakarta ke Qatar & lanjut ke Jeddah kurang lebih 2 jam.
Melakukan ibadah di Mesjid Nabawi di Madinah dan Mesjid Al-Haram di Mekkah merupakan tempat wajib yang di kunjungi para umat Muslim di seluruh dunia. Perjalanan saya pada saat itu selama 12 hari, bahagia sekali saya bisa sampai di kota yang merupakan tujuan utama kaum Muslimin. Semoga someday saya bisa kembali lagi ke tempat ini, Amin.
Cuplikan perjalanan saya ibadah Umroh :


Periode September 2014
Masih liburan bersama ibu saya, kali ini kami kembali ke Negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia. Bedanya hanya yang biasanya kami landing di Kuala Lumpur, tapi kali ini kami landing di Changi Airport, horeeeiii akhirnya untuk pertama kalinya merasakan landing di bandara ini. Wisata kali ini kami menelusuri pusat perbelanjaan di Bugis Street, Bukit Bintang, Kasturi Walk dan kali ini kami melancong ke Kota Malaka, menelusuri Malaka River Cruise dan berfoto ria di Thrishaw Beca & Christ Church yang menjadi icon kota Malaka.
Kota Malaka merupakan destinasi menarik untuk di kunjungi  karena kota ini memnerikan atmosfer yang membuat kita kembali ke masa era zaman dahulu dan jika berada di Malaka akan merasakan suasana perpaduan antara budaya asia Eropa. Sayangnya saya tidak bermalam disana, semoga next trip kembali ke Kota Malaka ya..
Berikut cuplikan perjalanan sampai Malaka :


Periode Maret 2015
Trip kali ini saya dan ibu saya berlibur ke Jepara Jawa Tengah, yaitu Pulau Karimun Jawa. Yeaayy saya tidak sabar untuk bermain di pantai, laut, panas-panasan, snorkeling dan berenang bersama hiu. Liburan kali ini kami menggunakan jasa travel seharga Rp 1.250.000/orang, selama 4 hari 3 malam.
I love swim, tapi tidak diving yaa, karena saya tidak punya sertifikat. Cukup snorkeling saja sudah membuat saya tidak ingin kembali ke kapal, ada banyak sekali pulau-pulau disana yang menyimpan pesona bawah laut, salah satu pulau yang terkenal adalah pulau Cemara Kecil, pulau ini adalah salah satu destinasi snorkeling wajib saat liburan ke Karimunjawa.
Para ikan cantik dan indahnya terumbu karang disana membuat saya ingin kembali berkunjung, see you again yaa Pulau Karimun..
  
Berikut cuplikan perjalanan kami ke Pulau Kaimun :


Periode Agustus 2015
Ini merupakan liburan terakhir saya sebagai wanita single. Liburan kali ini bersama para sahabat untuk bermain pantai di Pulau Derawan. OMG.. Derawan? Dari jaman sekolah, sampai lulus universitas akhirnya kesampaian juga saya menginjakan kaki di pulau ini.
Perjalanan dari Samarinda kami tempuh 2,5 jam menuju Bandara Aji Sulaiman Sepinggan Balikpapan, mata sembab karena kami memulai perjalanan pada pukul 03.00 dinihari. Mata ngantuk kami tidak mematahkan semangat, karena mata ngantuk itu akan berubah menjadi mata yang penuh gairah karena memandang keindahan pulau Derawan.
Setelah tiba di Bandar Udara Berau kami langsung melanjutkan perjalanan darat menuju Pelabuhan Tanjung Batu, dan dari pelabuhan Tanjung Batu kami menyewa kapal cepat (speed boat) seharga Rp 200.000/kapal, untungnya rombongan saya kali ini berjumlah 9 orang, cukup menyewa 1 speed boat saja.
Perjalanan laut dari pelabuhan Tanjung Batu menuju Pulau derawan di tempuh kurang lebih 45 menit, panas yang membara membuat kami semakin bersemangat karena pulau Derawan yang di impikan akan berada di depan mata.
Setelah tiba di dermaga pulau Derawan kami langsung menuju tempat penginapan, dan penginapan yang kami pilih tepat di pinggir pantai dengan tarif yang sangat ekonomis, yaitu Rp 100.000/malam. Ya Tuhan murah sekaliiii, kami menyewa 2 kamar, karena ada 4 orang laki-laki yang tidak mungkin gabung bersama kaum hawa. Hihii

Setelah check in’ kami langsung ganti pakaian untuk bermain di teras halaman kami (baca : pantai), surga sekali rasanya berasa disini, padahal pada saat itu kami belum merasakan sensasi berkeliling pulau lainnya.
Setelah lelah bermain air, matahari sore pun telah tenggelam, rasa lapar pun telah datang. Siap-siap untuk kuliner malam pulau derawan, dan kesan pertama makan di rumah makan disana adalah waktu penyajiannya yang terbilang sangat lama, dalam keadaan perut lapar kami masih harus menunggu lebih dari 2 jam. Ya Tuhan, rasanya ingin makan teman saja..

Penyajian yang lama di karenakan semua seafood disana sangat fresh, jadi jika pembeli ingin pesan ikan gurame, penjual pergi ke laut dulu untuk memancing. Hihiii *just kidding. Ya intinya lama sekali laah penyajiannya, begitu pula pada hari-hari selanjutnya & di semua rumah makan. Bisa jadi karena membludaknya para wisatawan, karena pada saat itu kami berkunjung pada saat long weekend.
Keesokan harinya kami bangun pagi dan menunggu kapal yang telah kami pesan untuk mengantar kami ke beberapa pulau. Kami menyewa kapal berukuran medium dengan harga Rp 2.500.000/hari. Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Kakaban, dimana pulau tersebut di huni oleh jutaan Ubur-Ubur yang tidak beracun, jadi kita bisa puas berenang sambil berfoto dengan pose memegang ubur-ubur.
Pulau kedua adalah Pulau Sangalaki, di pulau ini merupakan pelestarian penyu, kita bisa menyaksikan serta berfoto bersama Tukik. Tukik adalah baby penyu, ahhh lucu sekaliii, mereka akan siap di lepas ke laut bebas jika usianya telah menginjak 2 – 3 minggu.
Pulau selanjutnya adalah Pulau Maratua, yess pulau ini merupakan pulau yang paling famous di antara pulau-pulau lainnya, dikarenakan keindahan lautnya, penginapan di pulau ini pun di bandrol paling mahal. Kata pepatah  ”ada harga, ada rupa”, semua sesuai dengan keadaan sekitar. Tapi memang Pulau Maratua ini memiliki keindahan yang lebih dari sekedar indah, sampai sekarang pun jika saya flashback melihat foto-foto disana, sering merasa tidak percaya bahwa saya pernah berada di salah satu pulau tercantik di Derawan.
Cuplikan perjalanan ke Pulau Derawan :


Periode Mei 2016
Yiaayy I cant wait to share liburan kali ini. Karena on trip ini tidak bersama my mother ataupun para sahabat, melainkan sudah bersama suami. I just married in March, tapi kami baru memiliki jadwal honeymoon di bulan Mei.
Dari sebelum menikah saya sudah memberi saran jika saya ingin berbulan madu di Ubud, Bali. Dan keinginan saya pun telah di setujuin oleh suami. Simple cerita kenapa saya dan suami memilih di Ubud, karena kami ingin suasana yang tenang, jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota. penginapan yang kami pilih adalah Villa Mandi, Ubud. Dan yang bikin lebih terkejut adalah my husband chose a room dengan adanya private room, ah my sweet man bikin tambah klepek-klepek.  Tapi tunggu dulu, jangan di kira kamar kami ini mahal loh ya, karena saya pun terkejut karena harga permalamnya hanya 300ribuan, ooh bahagia sekali bisa berenang di depan kamar dengan harga semurah itu..

Wisata Ubud pun kami segerakan, kami tidak menggunakan jasa travel, melainkan hanya pergi berdua berbekal ilmu dari googling tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi.
 Wisata yang kami pilih adalah Monkey Forest, Mueum ARMA, Tegalalang Rice Terrace, Pasar Seni Ubud, Gunung Kawi, Wisata Kopi Luwak Bali Pulina, Kintamani, Tari Bagong, Tanah Lot, Pura Ayun, Pantai Kuta & Pantai Sanur. Kami menghabiskan waktu 5 hari 4 malam di Villa tersebut. Semoga nanti bisa kembali lagi dalam destination babymoon yaa..J
Trip Ubud, Bali merupakan liburan terakhir saya. Semua manusia pada dasarnya butuh liburan, senang jalan-jalan, suka melakukan traveling ke suatu tempat yang belum pernah di lakukan. Jadi inti dari cerita liburan saya adalah kecintaan saya pada sesuatu yang baru, baik tempat baru, suasana baru, budaya baru dan lain sebagainya. Dan saya bukan dari kalangan menengah ke atas, jadi liburan yang sering saya lakukan berjenis low budget traveling, alias traveling murah meriah bagaimanapun caranya. Hihii..
Cuplikan perjalanan selama di Ubud, Bali :  


Happy traveling, travelers…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berhasil Hamil Setelah Suami di Vonis Teratozoospermia 99%

Review Dr. Bambang Karsono Spog, KFM di Klinik Moegni Jakarta

Berhasil hamil (lagi) - Simak Vitaminnya - PENANTIAN 3 TAHUN