Menjalani Step by Step Hingga Akhirnya Melakukan Tes HSG
Saya adalah salah satu pasangan yang sedang menjalani program hamil (promil), setelah suami saya melakukan test sperma, step selanjutnya adalah pemeriksaan pada saya, yaitu Histerosalpingografi atau lebih dikenal dengan sebutan HSG. Pemeriksaan ini menggunakan sinar X dengan memakai cairan kontras yang di masukkan ke dalam rongga rahim dan saluran telur (tuba fallopi). Tujuannya apa? Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi saluran telur, apakah ada sumbatan yang bisa menyebabkan infertilitas. Tes ini dilakukan setelah selesai haid, yaitu antara hari ke 9 sampai ke 11 siklus haid.
Singkat cerita, saya menikah baru 1,5 tahun, dan belum pernah terjadi kehamilan sekalipun. Sebelum menikah kami telah melakukan rentetan test pra nikah, dan dinyatakan tidak ada hal besar yang terjadi, alias sehat-sehat saja. Seperti pasutri pada umumnya, kami sangat menikmati masa-masa setelah menikah, bulan berganti bulan, sampai akhirnya kami merayakan 1st wedding anniversary, dan disitulah kami merasakan sudah saatnya kami harus berkonsultasi ke dokter.
Kembali ke point utama. Sebelum melakukan test HSG, kami (saya dan suami) berkonsultasi dengan Dr. Anthony Atmadja di RS Mitra Keluarga Bekasi, padahal domisili saya di Depok. Gpp deh rela nempuh jarak jauh demi promil dengan dokter yang very recommended, im soo happy waktu pertama kali jumpa dengan Dr. Anthony, kesan pertama sangat baik, begitu ramah menyapa saya dan suami, tutur kata yang lemah lembut dan sangat interaktif menjelaskan secara detail mengenai problem yang di hadapi bagi pasangan yang belum memiliki keturunan. Padahal seharusnya yang interaktif pasiennya yaa, tapi si dokter lebih interaktif ketimbang saya, hehe.
Flashback pada bulan Juli 2017 pertama kalinya saya melakukan USG Transvaginal, awalnya saya pikir akan USG biasa, ternyata saya di suruh lepas celana dan duduk sambil mengangkat kaki. sempat kaget, dan saya baru NGEH akan melakukan USG Transvaginal. Setelah di cek saya memiliki telur yang bagus, kami pun lega karena tidak ada problem pada saya sejauh ini. Lanjut pada suami yang disarankan melakukan Test Sperma.
Setelah beberapa hari kami pun pergi ke Laboratorium Prodia, sesuai saran dari Dr Anthony, kebetulan kami dapat jadwal di nomer pertama, yaitu jam 7 pagi, untung jarak dari Depok ke Pasar Minggu tidak terlalu jauh. Kenapa tidak di Prodia Depok? karena udah fully booked hingga bulan depan. Luar biasa yaa pasien yang akan melakukan test sperma :(
Hasil test pun dapat kami ambil 5 jam setelah melakukan test, tapi hanya sekitar 2,5 jam saja saya sudah di hubungi oleh pihak Prodia untuk mengambil hasil test sperma. Bagaimana hasilnya?? karena saya belum paham, jadi hanya saya lihat sekilas. lanjut jalan-jalan ke Mall dulu nyenangin hati. Setelah sampai rumah saya baru mengamati hasil diagnosa pada test tersebut, dan kesimpulannya adalah Teratozospermia. langsung buru-buru saya googling apa maksud dari kesimpulan tsb. Seketika pipi saya basah, air mata saya mengalir deras, tangisan saya pun pecah. Astagfirullah haladzim ya Allah. hanya berserah dan pasrah di menit pertama setelah saya paham apa itu teratozospermia.
Kami bergegas pergi ke RS Mitra Keluarga Bekasi untuk konsultasi perihal hasil test sperma suami saya. Dokter sangat menenangkan kami, padahal saya sangat takut apa yang akan di katakan dokter pada hari itu. Alahmdulillah perkataan dokter di luar pikiran saya, kami masih memiliki kesempatan dan bisa meneruskan program hamil. Suami pun di beri obat yang harus di konsumsi selama beberapa bulan kedepan, saya pun di beri vitamin. Harganya? Rp 420.000 / bulan untuk obat suami, dan Rp 200.000 untuk obat saya. sampai kapan di konsumsi? sampai test sperma berikutnya, yaitu 3 bulan lagi.
Bulan pertama setelah konsumsi obat, saya tetap menstruasi. sedih pasti, tapi alhamdulillah saya tidak putus semangat. Kembali lagi saya pergi ke Dr. Anthony untuk memberi informasi bahwa saya haid, dan apa step selanjutnya yang harus kami lakukan, dan dokter pun langsung menyarankan untuk test HSG. Seketika saya terbengong dan sangat takut, karena HSG harus di lakukan 2 hari lagi. OMG ini jantung langsung deg deg'an, saya sering membaca artikel para bunda tentang test HSG, dan udh bisa merasakan sakitnya.
Ada beberapa syarat yang harus di lakukan sebelum menjalani tes HSG, diantaranya :
Ok, saya langsung browsing RS mana yang bisa melakukan HSG, dan langsung kami putuskan HSG di RS Mitra Keluarga Depok, dengan total biaya Rp 1.460.000. Setelah melakukan administrasi, saya pun bergegas ke bagian farmasi untuk membeli obat anti nyeri (Kaltrofen). Sambil menunggu, saya di minta mengisi form pernyataan persetujuan tindakan tersebut atas kemauan sendiri dan keterangan kalau saya tidak hamil. Setelah itu saya duduk di ruang tunggu sambil bercanda dengan suami, PADAHAL SAAT ITU SAYA SANGAT TAKUT BUKIBUUUKK, hahahaaaa. saya gak bisa tidur pulas, gak nafsu makan dan males mandi (aahh itu maah itu kebiasaan buruk saya) :p
Disuruh datang jam 5, tapi sampai selesai magrib pun belum di panggil. Saya memberanikan diri bertanya ke ruang Radiologi, apakah masih lama? ternyata masih menunggu dokter yang akan meng' obok-obok saya. ok i'll wait. Gak lama nama saya pun di panggil, langsung saya bertanya "apakah suami boleh masuk" sambil berharap boleh. Ternyata tidak bisa. Masuklah saya seorang diri ke ruang radiologi, langsung di suruh ganti kostum di kamar mandi. Jantung saya makin kencang berdetak, sumpah ini adalah pertama kali saya merasakan ketakutan yang HAQIQI. Karena saya masih nervous, saya pun foto2 di kamar mandi dengan menggunakan pakaian putih dari RS tsb. Oiya saya di suruh memasukan obat ke dalam anus agar pada saat tindakan mengurangi rasa sakit. Duh gusti piye caranya? setelah di coba-coba ternyata bisa dan rasanya MAKNYEEESSS.
Setelah itu saya berbaring di tempat tidur metal (entah apa namanya) persis sekali di ruang operasi. Ruangannya bikin tambah nervous karena ada 2 AC besar tepat di samping saya, kebayang kan betapa dinginnya. Karena masih menunggu dokter, saya pun di suruh duduk dan santai sejenak. Lah gimana bisa santai sus? wong alat yang akan mengeksekusi saya berada tepat di depan saya. Ini mata juga usil pingin tau alat apa aja yang akan di gunakan. Yang saya lihat ada gunting, suntikan, selang yang akan masuk ke vagina saya, dan alat-alat lainnya yang tidak saya tahu.
Akhirnya dokter pun datang juga, saya melirik ke belakang untuk melihat. Tidak ada kesan menarik dari dokter tersebut, no smile, no menyapa, no basa basi :( bikin tambah gugup aja. Ok saya harus positif thinking, mungkin dokter lagi lelah :(
Yang menenangkan saya hanyalah 2 suster, jadi total yang menangani saya ada 3 orang. Saya pun di suruh berbaring sembari posisi kaki mengangkang, duuhh gak nyaman banget rasanya.
Eksekusi pun di mulai, step pertama yang di lakukan dokter adalah mensterilisasi organ intim saya, setelah di bersihkan mulai lah selang di masukkan, dalam sekali. Saya semakin takut, karena rasanya sudah mulai tidak enak, terlebih lagi pada saat cairan di suntikkan, Ya Allah saya meringis, suster menyuruh saya untuk tarik nafas. Setelah cairan di suntikkan, rontgen pun di mulai, setelah itu kembali lagi menyuntikkan cairan, "mungkin" sampai 3x. kenapa mungkin? karena saya lupa tepatnya berapa kali, saking terpacunya adrenalin saya pada saat itu.
Sangat terasa nyeri adalah gambaran utama pada saat cairan kontras di suntikkan, seketikan perut saya terasa mulas dan menggembung seperti di tiup. Lalu saya di minta untuk merubah posisi, yang awalnya mengangkan, sekarang tiduran seperti biasa (posisi selang masih di dalam vagina). Lalu berubah posisi lagi menyamping ke kanan dan ke kiri.
Saya benar-benar tidak bisa rileks, lebay gak sih kalo saya bilang ini sakit terparah yang saya rasakan? :( atau sayanya aja yang cemen kali yaaa :D
Btw sakitnya cuma sebentar kok, hanya pada saat cairan di suntikkan, selebihnya hanya ngilu-ngilu saja. Prosesnya terbilang cepat, tidak sampai 30 menit saya sudah di perbolehkan keluar ruangan.
Suami saya pun tersenyum ketika melihat saya keluar dari ruangan dengan kaki sedikit jalan mengangkang, hahaaa. Trus waktu mau duduk kudu pelan-pelan banget. Gitu juga gak siih bukibuk??
"Gimana sakit gak? muka kamu kok pucat banget" tanya suami saya. Yaiyalah pasti pucat, wong aku takut banget di dalem, mas". Suami pun menunjukkan tangannya yg basah, pikirku abis cuci tangan, ternyata dia yang gelisah sampai panas dingin, hahahaaa. Udah kya nungguin mau melahirkan ya..
Sembari nunggu hasil, saya duduk sambil menceritakan kepada suami apa yang saya rasakan & dokter perbuat. Nyokap gue pun sempet-sempetnya video call, hanya ingin tau kondisi anak wedoknya ini.
Alhamdulillah semua berjalan lancar, hanya menunggu 15 menit hasilnya pun keluar. Nama saya pun di panggil, dengan mengucapkan Bissmillah kami membaca hasil diagnosa. Kesimpulannya : Patensi Kedua Tuba Baik. Alhamdulillah kondisi tuba saya baik-baik saja.
Untuk para mommy yang sedang berjuang jangan putus semangat ya mom, pemeriksaan wajib di lakukan karena itu sebagai bentuk usaha kita, selebihnya kita pasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Segalanya. Sekarang pikiran saya sedikit lebih tenang, kami pun tetap menjalankan promil seperti biasa. Sembari menunggu test sperma part II, dan kembali berkonsultasi apakah kami harus menjalani Inseminasi ataupun IVF (bayi tabung).
Ditunggu kelanjutan ceritanya beberapa bulan kedepan ya para bukibuukk...
Tetap semangat ! :))
Cerita selanjutnya bisa klik disini http://mimamea.blogspot.com/2018/05/berhasil-hamil-setelah-suami-di-vonis.html?m=1 :)
Singkat cerita, saya menikah baru 1,5 tahun, dan belum pernah terjadi kehamilan sekalipun. Sebelum menikah kami telah melakukan rentetan test pra nikah, dan dinyatakan tidak ada hal besar yang terjadi, alias sehat-sehat saja. Seperti pasutri pada umumnya, kami sangat menikmati masa-masa setelah menikah, bulan berganti bulan, sampai akhirnya kami merayakan 1st wedding anniversary, dan disitulah kami merasakan sudah saatnya kami harus berkonsultasi ke dokter.
Kembali ke point utama. Sebelum melakukan test HSG, kami (saya dan suami) berkonsultasi dengan Dr. Anthony Atmadja di RS Mitra Keluarga Bekasi, padahal domisili saya di Depok. Gpp deh rela nempuh jarak jauh demi promil dengan dokter yang very recommended, im soo happy waktu pertama kali jumpa dengan Dr. Anthony, kesan pertama sangat baik, begitu ramah menyapa saya dan suami, tutur kata yang lemah lembut dan sangat interaktif menjelaskan secara detail mengenai problem yang di hadapi bagi pasangan yang belum memiliki keturunan. Padahal seharusnya yang interaktif pasiennya yaa, tapi si dokter lebih interaktif ketimbang saya, hehe.
Flashback pada bulan Juli 2017 pertama kalinya saya melakukan USG Transvaginal, awalnya saya pikir akan USG biasa, ternyata saya di suruh lepas celana dan duduk sambil mengangkat kaki. sempat kaget, dan saya baru NGEH akan melakukan USG Transvaginal. Setelah di cek saya memiliki telur yang bagus, kami pun lega karena tidak ada problem pada saya sejauh ini. Lanjut pada suami yang disarankan melakukan Test Sperma.
Setelah beberapa hari kami pun pergi ke Laboratorium Prodia, sesuai saran dari Dr Anthony, kebetulan kami dapat jadwal di nomer pertama, yaitu jam 7 pagi, untung jarak dari Depok ke Pasar Minggu tidak terlalu jauh. Kenapa tidak di Prodia Depok? karena udah fully booked hingga bulan depan. Luar biasa yaa pasien yang akan melakukan test sperma :(
Hasil test pun dapat kami ambil 5 jam setelah melakukan test, tapi hanya sekitar 2,5 jam saja saya sudah di hubungi oleh pihak Prodia untuk mengambil hasil test sperma. Bagaimana hasilnya?? karena saya belum paham, jadi hanya saya lihat sekilas. lanjut jalan-jalan ke Mall dulu nyenangin hati. Setelah sampai rumah saya baru mengamati hasil diagnosa pada test tersebut, dan kesimpulannya adalah Teratozospermia. langsung buru-buru saya googling apa maksud dari kesimpulan tsb. Seketika pipi saya basah, air mata saya mengalir deras, tangisan saya pun pecah. Astagfirullah haladzim ya Allah. hanya berserah dan pasrah di menit pertama setelah saya paham apa itu teratozospermia.
Kami bergegas pergi ke RS Mitra Keluarga Bekasi untuk konsultasi perihal hasil test sperma suami saya. Dokter sangat menenangkan kami, padahal saya sangat takut apa yang akan di katakan dokter pada hari itu. Alahmdulillah perkataan dokter di luar pikiran saya, kami masih memiliki kesempatan dan bisa meneruskan program hamil. Suami pun di beri obat yang harus di konsumsi selama beberapa bulan kedepan, saya pun di beri vitamin. Harganya? Rp 420.000 / bulan untuk obat suami, dan Rp 200.000 untuk obat saya. sampai kapan di konsumsi? sampai test sperma berikutnya, yaitu 3 bulan lagi.
Bulan pertama setelah konsumsi obat, saya tetap menstruasi. sedih pasti, tapi alhamdulillah saya tidak putus semangat. Kembali lagi saya pergi ke Dr. Anthony untuk memberi informasi bahwa saya haid, dan apa step selanjutnya yang harus kami lakukan, dan dokter pun langsung menyarankan untuk test HSG. Seketika saya terbengong dan sangat takut, karena HSG harus di lakukan 2 hari lagi. OMG ini jantung langsung deg deg'an, saya sering membaca artikel para bunda tentang test HSG, dan udh bisa merasakan sakitnya.
Ada beberapa syarat yang harus di lakukan sebelum menjalani tes HSG, diantaranya :
- HSG di lakukan hari ke 9 sampai ke 11 menstruasi
- Tidak melakukan hubungan suami istri 3 hari sebelum tes
- Membawa pembalut, karena obat akan kembali keluar setelah tes selesai, bahkan bisa terjadi pendarahan.
- Makan sebelum melakukan test
- Membawa surat pengantar dokter SpOG untuk melakukan HSG.
Ok, saya langsung browsing RS mana yang bisa melakukan HSG, dan langsung kami putuskan HSG di RS Mitra Keluarga Depok, dengan total biaya Rp 1.460.000. Setelah melakukan administrasi, saya pun bergegas ke bagian farmasi untuk membeli obat anti nyeri (Kaltrofen). Sambil menunggu, saya di minta mengisi form pernyataan persetujuan tindakan tersebut atas kemauan sendiri dan keterangan kalau saya tidak hamil. Setelah itu saya duduk di ruang tunggu sambil bercanda dengan suami, PADAHAL SAAT ITU SAYA SANGAT TAKUT BUKIBUUUKK, hahahaaaa. saya gak bisa tidur pulas, gak nafsu makan dan males mandi (aahh itu maah itu kebiasaan buruk saya) :p
Disuruh datang jam 5, tapi sampai selesai magrib pun belum di panggil. Saya memberanikan diri bertanya ke ruang Radiologi, apakah masih lama? ternyata masih menunggu dokter yang akan meng' obok-obok saya. ok i'll wait. Gak lama nama saya pun di panggil, langsung saya bertanya "apakah suami boleh masuk" sambil berharap boleh. Ternyata tidak bisa. Masuklah saya seorang diri ke ruang radiologi, langsung di suruh ganti kostum di kamar mandi. Jantung saya makin kencang berdetak, sumpah ini adalah pertama kali saya merasakan ketakutan yang HAQIQI. Karena saya masih nervous, saya pun foto2 di kamar mandi dengan menggunakan pakaian putih dari RS tsb. Oiya saya di suruh memasukan obat ke dalam anus agar pada saat tindakan mengurangi rasa sakit. Duh gusti piye caranya? setelah di coba-coba ternyata bisa dan rasanya MAKNYEEESSS.
Setelah itu saya berbaring di tempat tidur metal (entah apa namanya) persis sekali di ruang operasi. Ruangannya bikin tambah nervous karena ada 2 AC besar tepat di samping saya, kebayang kan betapa dinginnya. Karena masih menunggu dokter, saya pun di suruh duduk dan santai sejenak. Lah gimana bisa santai sus? wong alat yang akan mengeksekusi saya berada tepat di depan saya. Ini mata juga usil pingin tau alat apa aja yang akan di gunakan. Yang saya lihat ada gunting, suntikan, selang yang akan masuk ke vagina saya, dan alat-alat lainnya yang tidak saya tahu.
Akhirnya dokter pun datang juga, saya melirik ke belakang untuk melihat. Tidak ada kesan menarik dari dokter tersebut, no smile, no menyapa, no basa basi :( bikin tambah gugup aja. Ok saya harus positif thinking, mungkin dokter lagi lelah :(
Yang menenangkan saya hanyalah 2 suster, jadi total yang menangani saya ada 3 orang. Saya pun di suruh berbaring sembari posisi kaki mengangkang, duuhh gak nyaman banget rasanya.
Eksekusi pun di mulai, step pertama yang di lakukan dokter adalah mensterilisasi organ intim saya, setelah di bersihkan mulai lah selang di masukkan, dalam sekali. Saya semakin takut, karena rasanya sudah mulai tidak enak, terlebih lagi pada saat cairan di suntikkan, Ya Allah saya meringis, suster menyuruh saya untuk tarik nafas. Setelah cairan di suntikkan, rontgen pun di mulai, setelah itu kembali lagi menyuntikkan cairan, "mungkin" sampai 3x. kenapa mungkin? karena saya lupa tepatnya berapa kali, saking terpacunya adrenalin saya pada saat itu.
Sangat terasa nyeri adalah gambaran utama pada saat cairan kontras di suntikkan, seketikan perut saya terasa mulas dan menggembung seperti di tiup. Lalu saya di minta untuk merubah posisi, yang awalnya mengangkan, sekarang tiduran seperti biasa (posisi selang masih di dalam vagina). Lalu berubah posisi lagi menyamping ke kanan dan ke kiri.
Saya benar-benar tidak bisa rileks, lebay gak sih kalo saya bilang ini sakit terparah yang saya rasakan? :( atau sayanya aja yang cemen kali yaaa :D
Btw sakitnya cuma sebentar kok, hanya pada saat cairan di suntikkan, selebihnya hanya ngilu-ngilu saja. Prosesnya terbilang cepat, tidak sampai 30 menit saya sudah di perbolehkan keluar ruangan.
Suami saya pun tersenyum ketika melihat saya keluar dari ruangan dengan kaki sedikit jalan mengangkang, hahaaa. Trus waktu mau duduk kudu pelan-pelan banget. Gitu juga gak siih bukibuk??
"Gimana sakit gak? muka kamu kok pucat banget" tanya suami saya. Yaiyalah pasti pucat, wong aku takut banget di dalem, mas". Suami pun menunjukkan tangannya yg basah, pikirku abis cuci tangan, ternyata dia yang gelisah sampai panas dingin, hahahaaa. Udah kya nungguin mau melahirkan ya..
Sembari nunggu hasil, saya duduk sambil menceritakan kepada suami apa yang saya rasakan & dokter perbuat. Nyokap gue pun sempet-sempetnya video call, hanya ingin tau kondisi anak wedoknya ini.
Alhamdulillah semua berjalan lancar, hanya menunggu 15 menit hasilnya pun keluar. Nama saya pun di panggil, dengan mengucapkan Bissmillah kami membaca hasil diagnosa. Kesimpulannya : Patensi Kedua Tuba Baik. Alhamdulillah kondisi tuba saya baik-baik saja.
Untuk para mommy yang sedang berjuang jangan putus semangat ya mom, pemeriksaan wajib di lakukan karena itu sebagai bentuk usaha kita, selebihnya kita pasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Segalanya. Sekarang pikiran saya sedikit lebih tenang, kami pun tetap menjalankan promil seperti biasa. Sembari menunggu test sperma part II, dan kembali berkonsultasi apakah kami harus menjalani Inseminasi ataupun IVF (bayi tabung).
Ditunggu kelanjutan ceritanya beberapa bulan kedepan ya para bukibuukk...
Tetap semangat ! :))
Cerita selanjutnya bisa klik disini http://mimamea.blogspot.com/2018/05/berhasil-hamil-setelah-suami-di-vonis.html?m=1 :)
mba, senang bisa baca blognya.. :) kalau boleh tau HSG di RS Mitra Keluarga Depok dengan dokter siapa?
BalasHapusTerimakasih sebelumnya blognya sangay membantu, saya mau tanya mba utk biaya tes sperma berapa ya?
BalasHapusThn lalu 396rb mbak dian
HapusGmn promilnya mbak, sudah sukses? Mb usg transvaginal di rs mitra keluarga dulu biaya berapa mb?
BalasHapusAlhamdulillah sukses, tapi kehamilan saya terhenti di kandungan 5 bulan.
HapusSaat itu usg transvaginal sekitar 300an mbak, saya lupa lebih tepatnya.
Mba della berhasil programnya dengan dr. Anthony ? Saya baru mulai program dengan beliau.
HapusSya jga bru program ma dr anthony... Oiya mbak pemeriksaan apa aja ya yg mbak jlani....mkssii ya mbaakkk
HapusHalo mba apakah skrg sdh promil lg? Apa sempet keguguran ya mba?
BalasHapusBelum promil lagi mbak. Kandungan sya pecah ketuban di usia 5 bulan
Hapusudh sering baca blog ttg HSG tp baru kali ini baca sampe banjir airmata ðŸ˜
BalasHapusaku juga lg menantikan ticket H mba udh 1th menikah , lg ngumpulin nyali buat tes HSG
tetap semangat mba buat promilnya 💪
Semangat selalu ya mbak. Percayakan semua pada yg Maha Kuasa. Allah selalu mendengar & mengabulkan doa hambaNya :)
Hapushallo mba, gimana promilnya berhasilkah? boleh tau biaya keseluruhan brp mba?, inshaa Allah aku pengen promil jg di mitra keluarga
BalasHapusHalo mba, kebetulan aku jg sama dgn dr.anthony. aku mau tanya, obat yg dikasih ke mbak nya itu vitamin apa ya?
BalasHapusGriya Bayar Ppob BTN Resmi Fee Tertinggi 2019>>>> http://www.griyabayar-id.com/
BalasHapusYa Allah, nangis bacanya.. terharu banget.. Semangat terus kak.. Aku pun sekarang sedang promil, nunggu keberanian aku untuk cek hsg, dan dan nunggumnunggu keberanian suami cek sperm 😣
BalasHapus